Suku
Lembak adalah suku bangsa yang pemukimannya tersebar di Kota Bengkulu, Bengkulu utara, kabupaten Bengkulu Tengah,
kabupaten Rejang Lebong,
dan kabupaten Kepahiang. Suku
Lembak di kabupaten Rejang Lebong bermukim di kecamatan Padang Ulak Tanding,
Sindang Kelingi, dan Kota Padang. Di kabupaten Kepahiang, suku Lembak mendiami
desa Suro Lembak di kecamatan Ujan Mas.suku
lembak juga mendiami wilayah daerah Kota Lubuklinggau dan Kabupaten musi rawas
yang berada di Propinsi Sumatera Selatan
Suku Lembak yang merupakan bagian
dari masyarakat Bengkulu, tersebar di Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara
yang berbatasan dengan Kota Bengkulu, sebagian berada di Kabupaten Redjang
Lebong terutama di Kecamatan Padang Ulak Tanding, Sindang Kelingi dan Kota
Padang, dan juga berada di daerang Kabupaten Kepahiyang seperti di Desa Suro
Lembak. Secara umum antara masyarakat Lembak tidak jauh berbeda dengan
masyarakat melayu umumnya namun dalam beberapa hal terdapat perbedaan. Jika
ditinjau dari segi bahasanya antara masyarakat Lembak dengan masyarakat
Bengkulu kota (pesisir) terdapat perbedaan dari segi pengucapan katanya dimana
masyarakat Bengkulu kata-katanya banyak diakhiri dengan hurup 'o' sedangkan
masyarakat Lembak banyak menggunakan hurup 'e', disamping itu dalam beberapa
hal ada juga yang berbeda cukup jauh. Masyarakat Lembak seperti juga masyarakat
Bengkulu umumnya adalah pemeluk Agama Islam sehingga budayanya banyak
bernuansakan Islam disamping itu masih ada pengaruh dari kebudayaan lainnya.
Dari sisi adat istiadat antara masyarakat Bengkulu dan masyarakat Lembak ada
terdapat kesamaan dan juga perbedaan, dimana ada hal-hal yang terdapat dalam
masyarakat Bengkulu tidak terdapat dalam masyarakat Lembak begitu juga
sebaliknya termasuk didalamnya adat dalam rangkaian upacara perkawinan dan daur
hidup lainnya. Dalam hubungan ini penulis ingin mengungkapkan adat dalam
rangkaian upacara-upacara mulai dari lahir, remaja, perkawinan, hingga kematian
yang ada dalam masyarakat Lembak atau dikenal dengan istilah daur hidup
(Kegiatan adat istiadat sejak proses kelahiran hingga meninggal). Namun
demikian dalam kehidupan suatu masyarakat tidak terlepas dari interaksi
sehingga masyarakat sebagai suatu sistem sosial senantiasa mengalami perubahan
dan perkembangan, hal ini disebabkan kerena adanya berbagai pengaruh baik
internal, eksternal maupun lingkungan yang dikenal dengan pengaruh modernisasi.
Begitu juga halnya adat istiadat bukanlah sesuatu yang statis tetapi berkembang
mengingikuti perkembangan peradaban manusia, sehingga sedikit banyaknya juga
mengalami pergeseran.
RM. Yacub ke dalam huruf latin. Dari
tulisan ini menggambarkan bahwa Suku Lembak sudah berada di Bengkulu sekitar
tahun 1400-an atau sekitar 6 abad yang lalu. Menilik dari sejarah dalam banyak
karangan yang berbahasa Inggris maupun Arab Melayu, kami berkeyakinan Suku
Lembak termasuk suku yang berada gelombang pertama mendiami dataran Bumi
Bengkulu ini. Memang ada beberapa versi yang ditulis baik oleh RM Ilyas maupun
oleh Prof Dr. Abdullah Siddik. Terlepas dari itu semua kami ingin mengemukan
fakta sejarah bahwa hingga saat ini secara Geografis Kota Bengkulu hampir 70%
adalah wilayah marga proatin XII yang tidak bisa disangkal adalah termasuk
wilayah masyarakat adat dan ulayat SUKU LEMBAK. (Dapat juga dibaca pada tulisan
tentang Tugu Thomas Parr). Selengkapnya kami sajikan terjemahan langsung dari
tulisan RHM Ilyas dalam bentuk pasal-pasal, dan anda silakan melakukan kajian
dan menyimpulkan sendiri. Sejarah Masyarakat Adat Lembak Bengkulu
(Diambil dari beberapa pasal Buku yang karangan oleh R.H.M Ilyas dalam huruf
Arab, kemudia diterjemahkan oleh anak beliau, RM. Yacub ke dalam huruf latin)
Pasal 14
Bermula Tuanku Baginda Sebayam itu, ada
memelihara Hulubalang 40 orang pilihan. Pada setiap hari bertukar tukar jaga
dalam istana Baginda itu. Pada suatu malam Baginda keluar. Maka sembah
Hulubalang yang sedang berjalan itu: “Ya Tuanku Syah Alam, ini ada seorang
laki-laki baru datang pada malam ini. Dia datang dari Palembang mau menyerahkan
diri kebawah duli tuanku, tetapi hamba belum tahu namanya”. Maka orangitu sujud
kepada kaki Baginda dan menuturkan segala hal iihwal kedatangannya: adapun
patik ini datang dari Palembang dan nama patik SINGARAN PATI asal orang dari
Lembak Beliti Tabah pingin Palembang. pada suatu ketika patik kena fitnah. Kata
orang patik berbuat jahat dengan anak perempuan anak mamak patik. Patik mau
dibunuh oleh mamak patik. Rasanya patik tidak dapat meloloskan diri, maka patik
menikamnya terlebih dahulu, lalu ia mati . maka orang Pedusunan sepakat
mengatakan patik sudah melakukan dua kesalahan.lalu patik dihantar kepada
sultan Palembang. Mendapat hukuman menjadi budak raja seumur hidup. Maka patik
diperintahkan menjadi Sultan Penunggu Indah Larangan. Maka patik bergelar
ISWANDA
Pasal 15
Pada suatu hari anak Sultan yang bernama
PUTERI SINARAN BULAN yaituremaja puteri yang cantikparasnya, turun mandi di
indah larangan itu. Tiba-tiba takdir Allah S.w.t disambar oleh buaya hidung
kajang besarnya. Maka gegerlah segala isi Negeri.
setelah orang –orang besar bermufakat
berdasarkan titah Sultan, tidak bisa di tolak saya disuruh membunuh buaya itu.
Karena itu kesalahan saya kurang hati-hati menjaga Indah larangan itu. Maka
saya meminta untuk mengumpulkan segala senjata yang ada di Palembang. Setelah semuanya
terkumpul, maka saya serakkan dengan beras sudah dikunyiti dipanggil ayam makan
beras itu. Ada sebuah keris kecil yang sudah berkaratsejengkal panjang matanya
dimakan ayam, lalu ayam itu mati. Dengan seketika itu pula keris tersebut yang
saya bawa menyelam kedalam sungai Palembang. Setelah bertemu dengan Buaya itu,
lalu saya tikam. Lukanya cuma sedikit , tapi Buaya itu langsung mati. Dan
bangkainya lamgsung merapung diatas air. Dari keris yang saya bawa menyelam
itu, saya sembunyikan dibawah Indah Larangan antara air dengan darat. Kemudian
saya menghadap junjungan Sultan untuk mengatakan kalau Buayanya sudah mati,
tetepi keris penikamnya hilang. Kaya Sultan , apa boleh buat asal mati Buaya
itu tak apalah. Buaya itu dibelah perutnya oeh orang-orang , terdapat didalam
perutnya mayat sang Puteri sepwerti orang tidur saja. Tidak ada yang cacat
sedikitpun dari tubuhnya. Hanya sekedar jiwanya saja yang hilang dari raganya.
Pada malamnya saya lari membawa keris itu menuju kehulu Palembang. Dengan
maksud ingin kembali kedusun saya. Kemudian saya sadar kalau masih berada dalam
kawasan Palembang pasti akan dapat oleh Sultan. Sebab itulah maka saya llri
kebawah duli Yuanku disini minta hidup kepada tuanku.
karena hamba lari dari rumah Raja, sekarang
hamba kerumah Raja disini. Hamba serahkan jiwa hamba kepada Tuanku. Dari keris
si Kuku Gagak penikam Buaya itu, ini hamba persembahkan untuk Tuanku. Setelah
baginda mendengar segala cerita Iswanda maka bertanya: “apa kedudukanmu di
Dusun mu? Jawab Iswanda: “kalau suku patik ialah pesirah didalam Marga Dusun
Taba Pingin”. Maka tinggallah Iswanda dibawah perintah hulubalang Tuanku
baginda Sebayam. Lama kelamaan banyaklah pengabdian Iswanda kepada baginda.
Mana pekerjaan yang sukar- sukar tidak dapat dikerjakan oleh orang lain maka
Iswandalah yang mengerjakannya. Adalah sifat Iswanda menurut adat seorang hamba
dengan Tuannya bila dipanggil datang, disuruh pergi, ditegah diam. Baginda
terlalu sayang padanya. Lama kelamaan maka Iswanda diangkat oleh Baginda
menjadi anak. Anak satu menjadi dua anak 2 menjadi 3 sebaik seburuk dengan anak
cucu Tuanku Baginda Sebayam.
bersumpah setia dengan seberat- beratnya.
Sesekali tidak boleh lancung aniaya kedua pihak. Siapa yang mungkir janji
dimakan sumpah, dikutuk bisa kawi, dikutuk Qur’an 30 juz jatuhlah murka allah
dengan seberat-beratnya, Kalau hilang sama dicari, terbenam sama diselam,
selama air hanyut, selama gagak hitam, tidak lapuk di hujan, tidak lekang
dipanas selama-lamanya.
PASAL 16
Setelah Iswanda diangkat menjadi anak oleh
Tuanku Baginda Sebayam, maka ia diberisebidang tanah. Yaitu antara Sungai
Bengkulu dengan Sungai Hitam kehulunya hingga Air Rena Kepahyang, Kehilir
Pesisir Laut. Inilah batas tanah yang diberi Tuanku baginda Sebayam kepada
Iswanda yang diangkat menjadi anaknya.
Pasal 17
Maka kedengaran khabarnya kepada adik sanak
Iswanda mengatakan Iswanda sudah diangkat anak oleh raja Bengkulu. Banyklah
mereka itu datang dari Lembak Beliti menurut Iswanda. Apabila sudah banyak
familinya, mak Iswanda suruh cincang lati di Pungguk Beriang namanya di Pinggir
Air Sungai Hitam. Tempat itulah mula-mula Iswanda membuat Dusun. Duduklah ia
memerintah tanah bumi yang sudah dikasih oleh Tuanku baginda Sebayam. sebab
inilah ia bernama Raja Sungai Hitam. Karena diam di pinggir Air Sungai Hitam.
Apabila Iswanda sudah tetap berdusun dan memerintah, makin bertambah-tambah
juga datang kaum kerabatnya. Maka bertambahlah Dusunnya.demikianlah adanya
dibuat pada tahun 938 Hijrah.
Pasal 18
Setelah wafat Baginda Sebayam, beliau
diganti dengan anaknya yang bernama Baginda Senanap yang bergelar Paduka
Baginda Muda. Pada masa ini data lagi seorang dari Tabah Pingin yang bernama
Abdus Syukur, seorang ulama. Dia menemui Baginda Senanap, kemudia beliau
disuruh menemui Iswanda, karena Abdus Syukur juga masih kerabat Iswanda. Abdus
Syukur inilah yang menjadi asal nenek moyang orang Pagardin yang mula-mula
menyiarkan Agama Islam di Sungai Hitam sampai ke Lembah Delapan. Abdus Syukur
sering disebut dengan Tuan Tue (dimakamkan di Dusun Paku Aji)
Pasal 19
Kemudian datang juga orang dari Lembak
Beliti, yaitu Jukuang, Jakat, Darti dan Lubuk Bisu. Mereka menemui Raja Sungai
Lemau, buat minta lahan sebagai tempat tinggal. Akhirnya mereka disuruh tinggal
di dipinggi Air Bengkulu sebelelah kiri mudik, yang juga termasuk lahan yang
diberikan kepada Iswanda. Mereka inilah yang menjadi Nenek moyang orang Marga
Mentiring.
Pasal 20
Setelah wafat Paduka Baginda Muda, maka
beliau digantikan oleh anaknya yang bernama Tuanku Baginda Kembang Ayun
(dimakamkan di Kembang Ayun), kemudian digantikan anaknya Tuanku Baginda Burung
Binang. Saat tuan Baginda Burung Binang memerintah datang dua orang Suami
Istri, Suaminnya Orang Rejang, sedang Istrinya orang Lembak. Ke datangannya
juga meminta lahan, akhirnya diberikan lahan di kuala Air Palik Persembahannya
adalah seekor kerbau bertali rambut, diikat di batang cekur di halaman tempat
tuanku Burung Binang (Kubur Tuanku Burung Binang diseberang Ds Kederas Lama).
Dia diangkat menjadi Pembarab, tetapi bukan pembarab dibawah pasirah, melainkan
Pembarab dibawah raja yang sama kedudukannya dengan pasirah, serta dikurnia
pula sedikit angkatan/pasukan. Jika kerja baik atau kerja buruk, boleh dia
memakaialam halilipan, karena balasan persembahannya itu. Dialah asal nenek
moyang orang Lubuk Tanjung.
Pasal 21
Pada saat itu datang juga orang dari Muara
Lakitan, Lembak Darat laki-laki dan perempuan dari kaum kerabat Iswanda, pada
saat itu Iswanda sudah meninggal. Mereka meminta lahan kepada Raja Sungai
Lemau, kemudia diber oleh Tuanku Baginda tanah dipinggir air Bengkulu disebelah
kanan mudik dan disebelah hulu hingga air Lapur. Mereka inilah menjadi nenek
moyang orang Porwatin dua belas tepi air.
SUKU LEMBAK SAAT INI
Suku Lembak adalah Suku Asli Kota Bengkulu
(Suku lain adalah Melayu Bengkulu). Masyarakat Lembak tersebar di Empat
Kecamatan yang ada di Kota Bengkulu, sebagian besar tinggal di: Kecamatan
Gading Cempaka yaitu :
- Kelurahan Jembatan Kecil,
- Panorama,
- Dusun Besar dan Jalan Gedang;
di Kecamatan Selebar meliputi:
- Desa Pagar Dewa,
- Sukarami,
- Pekan Sabtu,
- Betungan, dan
- Desa Kandang,
Di Kecamatan Teluk Segara meliputi:
- Kelurahan Sukamerindu,
- Desa Tanjung Agung,
- Tanjung Jaya,
- Semarang, dan
- Surabaya,
di Kecamatan Muara Bangkahulu meliputi:
- Desa Bentiring dan
- Pematang Gubernur dan sekitarnya.
Sebagian Besar juga tinggal diwilayah
pemakaran dari kelurahan dan desa tersebut. Disekitar Kota Bengkulu, Suku
Lembak tinggal hampir disemua Desa yang ada di Kecamatan Talang Empat, Karang
Tinggi, Taba Penanjung dan Pondok Kelapa. Di Rejang Lebong masyarakat Lembak
banyak mendiami Padang Ulak Tanding, Kota Padang dan Sindang Kelingi. Di
Kepahiyang masyarakat Lembak diperkirakan mencapai 15% dari penduduk Kabupaten
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar