Batik besurek merupakan salah satu warisan budaya dari kota yang
dikenal sebagai Gading Cempaka ini. Besurek merupakan bahasa Bengkulu
yang berarti bersurat atau bertulis. Sehingga batik besurek merupakan
batik yang bertulis dan bersurat. Motif yang digunakan pada batik
besurek memang kebanyakan adalah huruf kaligrafi. Umumnya huruf
kaligrafi yang digunakan dapat pula dibaca pada motif kain namun tidak
memiliki makna.
Dulu kain besurek hanya digunakan dalam ucapara ritual keagamaan di wilayah Bengkulu, namun karena adanya transisi dan perubahan zaman, Kain besurek sekarang ini telah menyebar dan dimanfaatkan dalam
berbagai acara dan kondisi, seperti seragams sekolah, baju kantor, pakaian resepsi dll. Umumnya motif yang diusung selain huruf kaligrafi adalah burung kuau, relung paku, motif rembulan dan bunga rafflesia. Seperti yang kita ketahui bersama, bunga rafflesia merupakan ikon Kota Bengkulu, dimana sejarah telah menjelaskan bahwa Bunga Rafflesia pertama kali ditemukan oleh Stanfford Raffles di kawasan Hutan Bengkulu. Sehingga untuk mengabadikan namanya, maka bunga tersebut diberi nama Bunga Rafflesia. Selain itu ada pula motif burung kuau yang bergambar burung dan digambar dari rangkaian motif kaligrafi, Kemudian ada motif relung paku yang bentuknya meliuk-liuk seperti paku. Serta motif rembulan yang berbentuk rembulan bulat dengan kombinasi huruf kaligrafi yang diukir indah.
Dalam proses pembuatannya pun hampir sama dengan batik di daerah lainnya, yakni menggunakan lilin dan proses pelorotan hingga menjadi kain siap pakai. Namun, yang membedakan dari batik di daerah seperti jawa, yakni pada warna. Batik jawa kebanyakan menggunakan warna redup seperti kuning, coklat, biru. Sedangkan batik besurek lebih berani menggunakan warna cerah seperti merah yang menyala dengan paduan warna yang beragam Namun, perbedaan itulah yang sebenarnya menjadi ciri khas dari batik-batik di masing daerah.
Batik besurek umumnya dijual di toko yang menjual aneka oleh-oleh dan souvenir. Harga yang ditawarkan pun beragam, mulai dari ribuan hingga ratusan ribu. Bila Anda suatu waktu berkunjung ke wilayah Bengkulu, maka tak ada salahnya menyisihkan kocek untuk membeli kain besurek sebagai oleh-oleh.
Dulu kain besurek hanya digunakan dalam ucapara ritual keagamaan di wilayah Bengkulu, namun karena adanya transisi dan perubahan zaman, Kain besurek sekarang ini telah menyebar dan dimanfaatkan dalam
berbagai acara dan kondisi, seperti seragams sekolah, baju kantor, pakaian resepsi dll. Umumnya motif yang diusung selain huruf kaligrafi adalah burung kuau, relung paku, motif rembulan dan bunga rafflesia. Seperti yang kita ketahui bersama, bunga rafflesia merupakan ikon Kota Bengkulu, dimana sejarah telah menjelaskan bahwa Bunga Rafflesia pertama kali ditemukan oleh Stanfford Raffles di kawasan Hutan Bengkulu. Sehingga untuk mengabadikan namanya, maka bunga tersebut diberi nama Bunga Rafflesia. Selain itu ada pula motif burung kuau yang bergambar burung dan digambar dari rangkaian motif kaligrafi, Kemudian ada motif relung paku yang bentuknya meliuk-liuk seperti paku. Serta motif rembulan yang berbentuk rembulan bulat dengan kombinasi huruf kaligrafi yang diukir indah.
Dalam proses pembuatannya pun hampir sama dengan batik di daerah lainnya, yakni menggunakan lilin dan proses pelorotan hingga menjadi kain siap pakai. Namun, yang membedakan dari batik di daerah seperti jawa, yakni pada warna. Batik jawa kebanyakan menggunakan warna redup seperti kuning, coklat, biru. Sedangkan batik besurek lebih berani menggunakan warna cerah seperti merah yang menyala dengan paduan warna yang beragam Namun, perbedaan itulah yang sebenarnya menjadi ciri khas dari batik-batik di masing daerah.
Batik besurek umumnya dijual di toko yang menjual aneka oleh-oleh dan souvenir. Harga yang ditawarkan pun beragam, mulai dari ribuan hingga ratusan ribu. Bila Anda suatu waktu berkunjung ke wilayah Bengkulu, maka tak ada salahnya menyisihkan kocek untuk membeli kain besurek sebagai oleh-oleh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar